Suara Tuhan
Suara Tuhan

Suara Tuhan

Ngak tahu kenapa, tapi kali ini rasanya saya kepengen sekali menulis tentang Suara Tuhan.

Beberapa hari yang lalu, saya membaca di 1 Samuel ayat 3:

1 Samuel 3:4-10 NIV[4] Then the Lord called Samuel.
Samuel answered, “Here I am. ”
[5] And he ran to Eli and said, “Here I am; you called me.” But Eli said, “I did not call; go back and lie down.” So he went and lay down.
[6] Again the Lord called, “Samuel!” And Samuel got up and went to Eli and said, “Here I am; you called me.” “My son,” Eli said, “I did not call; go back and lie down.”
[7] Now Samuel did not yet know the Lord: The word of the Lord had not yet been revealed to him.
[8] A third time the Lord called, “Samuel!” And Samuel got up and went to Eli and said, “Here I am; you called me.” Then Eli realized that the Lord was calling the boy.
[9] So Eli told Samuel, “Go and lie down, and if he calls you, say, ‘Speak, Lord, for your servant is listening.’ ” So Samuel went and lay down in his place.
[10] The Lord came and stood there, calling as at the other times, “Samuel! Samuel! ” Then Samuel said, “Speak, for your servant is listening.”

Disini kita diceritakan tentang Tuhan yang bersuara memanggil Samuel. Tuhan yang ber-inisiatif, Tuhan yang bersuara dan ketika Samuel tidak kenal suara Tuhan — maka Tuhan mengunakan Eli utk mengingatkan bahwa Tuhan memanggil Samuel.

Dengan mudahnya Samuel akhirnya mendengar suara Tuhan dan kemudian tumbuh menjadi seorang hamba Tuhan yang luar biasa, pemimpin bangsa Israel dan lebih hebatnya kata2nya tidak pernah jatuh ke tanah. Sesuatu pencapaian yg sungguh luar biasa bagi seorang anak lelaki yg dipanggil Tuhan sebanyak 3 kali tanpa menyadari itu suara Tuhan.

Seperti apa sih suara Tuhan? Saya binggung dan bertahun2 saya selalu bertanya, seperti apa suara Tuhan?

Dari bbrp hari saya sempat bertanya2 kepada Tuhan, ketika saya bertanya sempat terdengar suara, “Jangan” — tapi ketika saya tanya dalam hati, apakah ini suara Tuhan? Terdengar pula suara, “Bukan”… Yang ada makin binggung.

Saking stress-nya, itu allergy gatal2 sampai muncul. Ceritanya begini: Dalam bidang pekerjaan saya, banyak sekali terjadi persaingan yang sangat keras dan kejam, dari fitnah, pembunuhan karakter, atau apapun itu akan dilakukan demi keberhasilan yang pada akhirnya memberikan keuntungan yang luar biasa. Akhirnya sih sama, ujuang-ujungnya semua adalah uang.
Dalam proses persaingan tidak sehat ini, saya menjadi korban. Dari fitnah, rebutan anggaran, dijatuhkan, dijelekan bahkan ada yang berusaha melaporkan saya ke bagian pemeriksa. Walaupun semua itu selalu gagal, kali ini keliatannya mereka sudah mulai berhasil. Karena kebohongan yang dilakukan berulang-ulang oleh sebagian orang maka pada akhirnya bisa menjadi suatu kebenaran baru yang diterima orang banyak.

Akhirnya saya mulai mempertahankan diri, mulai mempersiapkan bukti-bukti otentik dan dalam proses perjalanan panjang inilah, saya mulai belajar dan memperoleh begitu banyak bukti kecurangan dan kebohongan pihak yang berlawanan itu. Berbekal bukti-bukti itu semua, saya berencana melapor ke figur Pimpinan tertinggi, namun ini jugalah yang menjadi sumber gundah gulana saya.

Saya berdoa dan bertanya kepada Tuhan berkali-kali, apakah yang harus saya lakukan? Dan apakah saya harus melapor? Kalau saya melapor, berapa banyak yang harus saya laporkan?
Selain berbahaya, laporan ini juga akan mengakibatkan perubahan nasib kehidupan banyak orang. Ada yang diuntungkan, ada yang dirugikan dan ada yang dihancurkan nasibnya. Belum juga saya sendiri malah menjadi korban ini semua.

Disatu pihak saya ingin mempertahankan diri, namun dipihak lain saya ingat apa yang dikatakan Tuhan Yesus:
Matthew 7:12 NIV [12] So in everything, do to others what you would have them do to you, for this sums up the Law and the Prophets.

Saya tidak mau merugikan orang lain, sama seperti saya tidak berharap dirugikan orang lain.

Nah disinilah saya menjadi binggung, ketika saya berdoa, ada suara hati yang menjawab,”Jangan”. Berkali-kali suara Jangan itu terdengar dalam hati nurani saya, namun ketika saya bertanya,

Tuhan apakah ini suara Tuhan? Selalu ada jawaban pula yang bersuara,”Bukan”
Binggung, sampa stress sendiri padahal sudah diberikan jadwal waktu menghadap. Jam 11:30 diterima Pimpinan, dan pas di hari yang sama tsb jam 15:30 saya harus berangkat ke Singapore.

Mungkin, sama seperti Samuel yang gagal paham akan suara Tuhan, saya juga sama. Gagal mengenal suara Tuhan, ada mungkin karena kekerasan hati saya sendiri. Mungkin juga saya yg ngotot ingin melakukan segala hal menurut cara saya sendiri dan menolak mendengar suara Tuhan yg lembut.

Seringkali kita gagal membedakan antara suara Tuhan dan suara pikiran kita sendiri.

Nah, disaat inilah Tuhan tetap bekerja, kalau Samuel punya Eli, saya juga punya banyak teman baik, kali ini dalam bentuk seorang Jendral bintang dua yang sangat baik terhadap saya dan juga kebetulan sangat dekat dengan pimpinan tersebut.

Di malam hari sebelum saya dijadwalkan esok harinya, saya mendadak ditelpon beliau. Saya mencurahkan isi hati saya kepada beliau, dan beliau dengan sabar mendengarkan, memberikan nasehat dan amanah. Saya mulai tenang, dan pada dasarnya jangan terlalu vulgar melaporkan kesalahan orang lain, focus terhadap permasalah kita sendiri dulu.

Keesokan hari saya kembali diingatkan Tuhan, gagal paham akan suara Tuhan atau tidak, kali ini saya tidak mau terlalu vulgar membuka kesalahan orang lain.

Akhirnya jadwal menghadap ditunda sampai jam 13:25, kali ini saya sudah pasrah dan mulai mencari ticket utk penerbangan selanjutnya.
Tiba2, sudah jam 13:10 dan saya dipanggil masuk, sang Pimpinan datang masuk menyambut saya dengan senyumnya yang khas. Tanpa cerita terlalu panjang, untung saja saya punya teman sang Jendral bintang dua yang sdh memberikan nasehat sebelumnya, tanpa nasehat dan arahan beliau saya yakin hasilnya pasti berantakan.

Banyak hal yang lupa saya sampaikan kepada sang Pimpinan, tapi saya pikir biarlah. Biar nanti itu semua menjadi bagian dari  pekerjaan Tuhan. Allah Bapak yang baik, sumber pengharapan dan iman percaya saya selama ini.

Biar Tuhan yang akan berperang, tugas saya adalah hadir bersama Tuhan di medan perang tsb.

Selasai pas jam 14, saya langsung berlari menuju mobil.
Pesawat jam 15:30, boarding jam 14:45 — Google Maps memperlihatkan butuh waktu 2 jam utk mencapai airport. Saya pikir coba saja dulu, karena toh sudah Protokoler yang bantu check-in.
Dalam perjalanan mulai hujan dan macet total, hampir dipastikan saya terlambat. Jam 14:30 masih di Toll kota dekat kuningan — tiba2 ada mobil pengawalan, saya bilang supir saya coba ikuti itu, karena aneh mobil pengawalan dengan sirene memcoba membuka jalan tanpa mengawal siapapun. Dan ketika mobil kami mendekat, mobil pengawal tersebut mulai melakukan manuver membuka jalan utk mobil kami sehingga bisa jalan lancar.

Lagi enak-enaknya dikawal, tiba2 mobil pengawalan tersebut tidak lagi melakukan manuver membuka jalan dan hilang dalam kerumunan mobil yang macet. Mungkin dia sadar ternyata yang dikawal itu salah mobil?

Kembali terkena macet, saya mulai ditelpon kena tegur protokoler, karena sudah mulai mau proses boarding. Eh, ternyata ada demo pula di gedung DPR.

Saya bilang agar sang supir lebih cepat, eh tiba2 ada mobil pengawalan polisi datang dari belakang, langsung saya bilang coba ikuti itu.

Hanya karena kebaikan Tuhan, saya bisa sampai di airport jam 15:10. Belum lewat imigrasi segala macam, akhirnya kami berlari2 masuk pesawat.

Saya masuk pesawat terakhir 15:27 — sampai kelupaan belum kencing, jadi begitu duduk dan melihat ada kesempatan harus buru2 berdiri lagi utk ke toilet.
Sebelum bisa ke toilet, ternyata saya harus duduk sabar mendengarkan suara pramugara yang sangat kencang mengenai pintu darurat, karena tidak mau kalah dgn kegaduhan penumpang lainnya.

Kembali dari toilet, saya baru sadar begitu banyak pertolongan Tuhan dalam hal2 terkecil pun. Seakan-akan Tuhan ingin bercerita bahwa Beliau selalu hadir dalam kehidupan kita, seperti janjinya: tidak pernah sekali kali pun, Aku tidak akan pernah meninggalkan engkau !!
Deuteronomy 31:6 NIV[6] Be strong and courageous. Do not be afraid or terrified because of them, for the Lord your God goes with you; he will never leave you nor forsake you.”

Sehingga akhirnya saya menulis catatan singkat ini: 

Kadangkala kita bertanya2, bagaimana sih kita bisa dengar suara Tuhan?

Seperti apa suara Tuhan?

Ini saya mau ceritakan, suara Tuhan mungkin tidak sekencang suara pramugara yang barusan teriak2, dan mungkin tidak seperti apa yang kita bayangkan. Namun Tuhan tetap berbicara kepada kita!!

Mungkin Tuhan berbicara secara langsung lewat jawaban doa, atau mungkin lewat suara hati yang lembut, atau lewat seseorang yang baru kita kenal, atau teman lama kita, atau lewat buku alkitab yang kita baca.

Apapun cara yang Tuhan pilih, Tuhan akan gunakan untuk berbicara kepada kita.

Jadi bagaimana kita bisa mengenal suara Tuhan?

Pertama, kita perlu mengenal Tuhan utk kenal suara Tuhan. Tanpa kenal Tuhan secara pribadi, hampir dipastikan kita tidak dapat mendengarkan suara Tuhan. Belajar baca Alkitab, berdoa dan nyanyi pujian setiap hari utk kenal Tuhan.

Kedua, Tuhan bisa berbicara lewat siapapun dan apapun. Hari ini melalui kejadian motor dan mobil pengawalan, saya belajar bahwa seakan2 Tuhan sedang memberitahukan bahwa hal sekecil apapun yang kita hadapi, tidak lepas dari perhatian Tuhan kepada kita.

Pengalaman orang lain mendengarkan suara Tuhan belum tentu bisa jadi pedoman dalam kehidupan kita, ini lah pentingnya point pertama tadi.

Tuhan Allah Bapak, adalah Tuhan dan Raja dalam kehidupan kita, Beliau bebas mengunakan siapa saja, apa saja utk berbicara kepada kita.

Ketiga, dalam kehidupan ini kadang ada banyak badai kehidupan yang harus kita hadapi, belajar untuk tenang saat punya waktu dengan Tuhan. Suara Tuhan mungkin akan lebih jernih ketika kita dalam keadaan tenang. Ketenangan dibutuhkan saat kita berdoa, dan belajar utk bertanya kepada Tuhan.

Dalam pengalaman pribadi saya, kadang2 waktu saya bertanya kepada Tuhan, ada jawaban yang terdengar begitu cepat. Bahkan jawaban tsb datang sebelum saya selesai bertanya.
Apapun itu belajar utk sensitif dalam mendengar suara Tuhan, karena ketika mendengar suara Tuhan ada peace yang juga hadir.

Pagi ini, saya ngak tahu kenapa bisa baca ayat ini:
Psalm 46:10 He says, “Be still, and know that I am God;

Ini ayat favorite juga, sampai2 saya pakai sebagai profile saya.

Tapi pagi ini, saya bertanya Tuhan, apakah saya harus berdiam diri dan tidak melakukan apa2??

Dan ternyata Tuhan jawab dalam pengertian yang tiba2 hadir dalam pemikiran saya.

Be Still bukan hanya diam, tapi jg bisa diartikan tenang… Seakan2 Tuhan barusan bicara; “Tenang, ada Saya” dan statement ini sangat menguatkan saya di pagi ini.

Keempat, Tuhan dapat berbicara secara general utk banyak orang tapi Tuhan jg dapat berbicara secara specific dalam kehidupan kita pribadi.

Tuhan tidak selalu berbicara melalui pendeta, bisa saja Tuhan berbicara melalui orang yang tidak kita sangka.

Apapun itu kalau Tuhan yang berbicara maka Beliau memastikan kita punya kapasitas utk mendengar Suara Tuhan

Saya pernah mendengar suara Tuhan lewat jawaban seorang supir towing truck, dan saya seringkali mendengar suara Tuhan ketika banyak orang bereaksi atas sharing saya atau istri saya.

Hari ini saya kembali beruntung mengalami kebaikan dan penyertaan Tuhan yang luar biasa.

Dari bertemu dengan orang yang tepat di saat dan di tempat yang tepat, sampai melakukan hal2 yang tepat … dan dilanjut dengan perjalanan ke airport yang luar biasa sampai bisa masuk pesawat, dgn check-in bagasi pula (bayangkan kardus berat dgn berat amit2 ternyata bisa dianggap sebagai stroller)

Tuhan Allah Baik memang baik dan selalu baik, apapun keadaan hidup ini tidak pernah mengubah kenyataan bahwa Tuhan itu baik.

Thank you my Lord Jesus ….(where would I be if not because of Your love)

Nanti sambung lagi yah, sudah landed ..:



Singapore 23/02/28

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *